Pages

Sunday, February 20, 2011

Masalah-masalah Pokok Pembangunan Ekonomi di indonesia

Masalah dan Kebijakan Pembangunan
Ekonomi Indonesia dalam Rangka Penguatan
Ekonomi Domestika
Pembangunan Ekonomi Indonesia Tahun 2010
Krisis keuangan global tahun 2008 diduga membawa dampak yang besar dan perubahan signifikan
pada perekonomian global. Perekonomian dunia tahun 2009 kontraksi sebesar 2.2 persen , sehingga
banyak kalangan menyebutnya sebagai penyebab krisis ekonomi global terburuk sejak Perang Dunia
kedua. Walau krisis keuangan tersebut bermula di salah satu negara maju, dampaknya sampai ke
perekonomian di negara berkembang melalui berbagai saluran, antara lain penurunan aliran modal
masuk dan peningkatan suku bunga pinjaman, menipisnya sumber daya pembiayaan pembangunan
dari negara donor, dan penurunan permintaan ekspor.
Dengan kemungkinan adanya pengaruh lanjutan dari krisis, dan di tengah penurunan ketersediaan
sumber dana pembangunan secara global, pemerintah di negara berkembang dihadapkan pada
tantangan untuk mempertahankan belanja yang vital untuk mencegah kemerosotan perekonomian
domestik dan kesejahteraan penduduk yang lebih dalam, seperti pengeluaran untuk jaring pengaman
sosial, pembangunan sumber daya manusia, dan infrastruktur. Krisis ditengarai memiliki implikasi
jangka panjang di negara berkembang. Tanpa strategi dan penanganan yang baik, Bank Dunia
menduga krisis meningkatkan jumlah penduduk miskin dunia sampai 200 juta.
Ketahanan ekonomi domestik (resilience) dianggap merupakan faktor penting yang menyebabkan
perbedaan skala dampak krisis global di negara berkembang. Isyu ini juga sempat hangat dibicarakan
di Indonesia, namun nampaknya belum pemah dibahas secara lebih mendalam. Apa yang sebenarnya
dimaksud dengan ketahanan ekonomi domestik? Ada pihak yang mengaitkannya dengan tingkat
external trade exposure, di mana negara (atau sektor produksi) yang mengandalkan pertumbuhannya
pada ekspor cenderung mengalami dampak krisis global yang lebih parah dibandingkan dengan
negara (atau sektor produksi) yang cenderung berorientasi pasar dalam negeri. Namun kondisi ini
menuntut pasar dalam negeri untuk memiliki daya beli dalam waktu yang cukup lama, suatu hal yang
mungkin tidak dapat dipenuhi karena krisis global juga memiliki pengaruh pada daya beli di pasar
domestik.
Selain itu, pembahasan ketahanan ekonomi Indonesia sering dikaitkan dengan data makroekonomi
yang menunjukkan gejala pemulihan. Namun beberapa studi lainnya mengenai dampak krisis di
Indonesia menangkap adanya gejala pengurangan lapangan kerja, peningkatan kegiatan ekonomi
informal, perlambatan kegiatan produksi, penurunan ekspor, dan penurunan kesejahteraan rumah
tangga dan perorangan. Cakupan pandangan terhadap ketahanan ekonomi domestik dengan demikian
tidak hanya terbatas pada aspek makroekonomi tetapi juga mikroekonomi.

No comments:

Post a Comment