Tulisan 1
BAB I.
PENDAHULUAN
Sehari-hari pasti kita kerap kali
mendengar kata “nalar” atau “penalaran”. Kalau saya pribadisering mendengar
kata nalar itu sendiri saat saya mengikuti ekskul Paskibraka di SMP dulu,dimana
senior-senior saya seringkali mengajarkan Gerak PBB (Peraturan Baris Berbaris)
itudengan banyak variasi gerakan setiap harinya dan saya sebagai salah satu
anggotanya dituntutuntuk cepat tanggap dalam menerima setiap gerakan baru dan
cepat untuk menghafalnya. Mereka mengajarkan sedikit otoriter dan dengan gaya
khas bicara mereka menyebutkan “Nalar yah kalaudikasih tau, jangan sampai ada
kesalahan terulang!!”. Hingga akhirnya sampai saat ini saya berkesimpulan bahwa
“nalar” itu dimaksudkan untuk seberapa cermat sih kemampuan berfikir dan
pemahaman sesorang terhadap suatu hal baru atau permasalahan yang ada
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik)yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi (proposisi yang sejenis), berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.Proses inilah yang
disebut me-Nalar Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum)
dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi
(khusus) dari media-media hiburan yang menampilkangaya hidup konsumtif sebagai
prestasi sosial dan penanda status sosial.
BAB II.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penalaran Deduktif
Dalam dasar
penalaran logika tedapat dua jenis yang perlu anda ketahui yakni penalaran
deduktif dan penalaran induktif. Bahasan yang ingin saya sampaikan adalah
penalaran deduktif yang kadang disebut logika deduktif, penalaran ini membangun
atau mengevaluasi argumen secara deduktif. Dimana, argumen ini dinyatakan
deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi
logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak
valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika
dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Melalui premis “benar” ataupun “salah” dapat ditarik suatu kesimpulan yang
lebih spesifik. Penalaran deduktif ini mengambil suatu kesimpulan dari data
yang bersifat umum kemudian ditarik suatu kesimpulan yang didasarkan pada
pemikiran logika dan sifatnya lebih spesifik.
B. Jenis- jenis Penalaran Deduktif
Conditional Reasoning atau Propositional Reasoning (
Penalaran Bersyarat atau Penalaran Proposisional )
→ Menjelaskan
hubungan antar kondisi yang ada.
Contoh :
· “Jika rembulan bersinar, saya dapat
melihat tanpa senter”
· “ Saya tidak dapat melihat tanpa
senter”
· “ Jadi rembulan tidak bersinar”
Hubungan ini
disebut sebagai hubungan “Jika……………Maka…….”
Sylogism
Reasoning (Penalaran Silogisme)
→ Melibatkan
jumlah seperti “semua”, “beberapa”, “tidak ada”, atau pernyataan “benar/salah”, “tidak tentu”,
seperti contoh berikut :
§ “Beberapa bankir adalah lulusan universitas”
§ “Beberapa lulusan universitas adalah orang
yang ramah”
§ “Jadi, beberapa bankir adalah orang yang
ramah”
Menurut Matlin
(1994) : penalaran deduktif dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berhubungan
dengan kesadaran.
C. Faktor –
faktor dalam penalaran deduktif
Antara Lain ada 3
yaitu:
1. Terdapat pada
kalimat utama,
2. Penjelasannya
berupa hal-hal yang umum,
3. Kebenarannya
jelas dan nyata.
BAB III.
KESIMPULAN
Penalaran
deduktif yang disebut juga sebagai logika deduktif, penalaran ini membangun
atau mengevaluasi argumen secara deduktif. Dimana, argumen ini dinyatakan
deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi
logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak
valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika
dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Melalui premis “benar” ataupun “salah” dapat ditarik suatu kesimpulan yang
lebih spesifik. Penalaran deduktif ini mengambil suatu kesimpulan dari data
yang bersifat umum kemudian ditarik suatu kesimpulan yang didasarkan pada
pemikiran logika dan sifatnya lebih spesifik.
BAB IV. DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment